Movie Review [ The Man From The Sea ] Spoiler Alert!

Minggu, Februari 17, 2019 0 Comments A+ a-



 Seorang lelaki misterius ditemukan di sebuah pantai di Banda Aceh, Indonesia. Takako adalah seorang warga negara Jepang yang tinggal di Indonesia dalam misi penanggulangan bencana. Bersama dengan keponakannya. Sachiko, mereka merawat lelaki tersebut yang mengerti sedikit Bahasa Jepang. Lelaki tersebut mereka namakan LAUT. Takashi, Sachiko, dan teman Takashi, Kris dan Ilma, menjalin sebuah hubungan persahabatan. Sementara itu, Laut mulai melakukan keajaiban-keajaiban yang membuat orang curiga.


  Itu adalah sinopsis dari film The Man From The Sea yang saya lihat dibeberapa situs movie. Akhirnya film yang dinantikan tayang juga di beberapa bioskop di Indonesia. Saya tahu film ini waktu pemutaran perdana di Pekan Sinema Jepang 2018 yang diadakan CGV di Grand Indonesia Jakarta. Tapi sayang, saya sudah kehabisan tiket sehingga waktu itu saya menonton film jepang yang lain.  Tetapi, suami saya saat itu diberi kepercayaan sebagai salah satu penerjemah dari Dean Fujioka, pemeran utama dalam film The Man From The Sea. Suami saya menemani Dean yang berperan sebagai Laut. Dia datang ke Indonesia dalam rangka promo film tersebut dengan ditemani beberapa kru seperti manager, penata rias dan lain-lain. Saya tidak hadir saat pemutaran perdana film The Man From The Sea di Pekan Sinema Jepang. Akan tetapi, karena suami saya hadir mendampingi Dean, kiranya saya tahu sedikit tentang ramainya acara tersebut. Saat Dean memasuki studio tempat pemutaran filmnya, para fans dan penonton umum sudah heboh menyambut kedatangannya. Singkat cerita, Dean Fujioka datang untuk mempromosikan film The Man From The Sea. Sehingga tentu saja banyak media yang ikut memberitakan tentang film ini. Itulah yang membuat saya ingin menonton film tersebut.

  Film dimulai dimana scene seorang lelaki misterius ada di laut, lalu lelaki itu berjalan menuju pantai. Tanpa sehelai benang pun di badannya, lelaki itu pingsan dan menjatuhkan tubuhnya di pasir pantai. Lalu adegan berganti di sebuah rumah, dengan karakter Ilma (diperankan oleh Sekar Sari) yang sedang mewawancari 3 narasumber untuk liputan kesaksian korban tsunami aceh tahun 2004 silam. Sekar dibantu oleh Kris (diperankan oleh Adipati Dolken) sebagai perekam video wawancara tersebut. Narasumber pertama adalah seorang bapak yang bekerja sebagai supir, dikesaksian itu, beliau bercerita kalau anak dan istrinya ikut tersapu tsunami. Bapak itu sampai trauma melihat mayat, dia membayangkan anak dan istrinya yang tergeletak dijalanan penuh korban tsunami saat itu. Karena sampai saat ini pun, mayat anak dan istrinya belum diketemukan. Narasumber yang lain ada Takashi (diperankan oleh Taiga), dia adalah anak keturunan Jepang Indonesia. Lahir di Aceh dan ayahnya tinggal di Jogjakarta. Takashi bercerita tentang kakeknya yang dulu adalah tentara Jepang. Narasumber yang lainnya adalah Takako (diperankan oleh Mayu Tsurota), seorang aktivis LSM yang membantu penangalan penanggulan bencana pasca tsunami aceh 2004. Ditengah-tengah wawancara, tiba-tiba Takako menerima telepon dari salah seorang warga yang menemukan seorang lelaki di pantai. Sebelum Takako pergi, dia meminta Takashi untuk menjemput keponakannya dari jepang yang sedang berlimpur ke Indonesia. Takashi pun meminta bantuan Kris untuk menjemput sepupunya itu.

  Setelah menjemput Sachiko (diperankan oleh Junko Abe), Takashi dan Ilma ikut ke pantai, tempat warga menemukan lelaki misterius. Disana sudah ada Takako bersama lelaki misterius dan beberapa warga. Lelaki misterius itu hanya terdiam dengan ekspresi datar. Warga memberinya pakaian dan memutuskan untuk meminta Takako berbicara dengan bahasa Jepang karena lelaki itu mirip orang jepang ataupun korea. Saat Takako berbicara dalam bahasa Jepang dan menanyakan identitas, si lelaki itu terdiam. Warga bingung harus berbuat apa, dan mereka memutuskan untuk menitipkan lelaki misterius itu di rumah Takako sampai ada info dari pihak terkait.

  Takashi, Sachiko, Takako serta Ilma menumpang mobil bak terbuka milik bapak yang diwawancara tadi. Diperjalanan, tiba-tiba Takako memberi nama kepada lelaki misterius itu dengan nama Laut. Semua orang setuju dan memutuskan memanggil Laut. Setiba di rumah, Laut masih diam seribu bahasa, sedang Takashi dan Sachiko sedang duduk di bangku taman tengah rumah Takako. Sachiko membawa banyak buku bahasa jepang untuk Takashi, dan Takako sangat berterima kasih sekali kepada keponakannya itu karena Takashi tidak begitu mengetahui budaya dan bahasa jepang. Sachiko bertanya, kenapa tidak tahu tentang jepang. Takashi hanya menjawab "karena aku orang indonesia, makanya aku gak ngerti tentang jepang". Sachiko bertanya lagi dalam bahasa Jepang yang artinya "kenapa tidak jadi orang jepang?". Takako menjawab "di indonesia, saat usia 18 tahun, seorang anak boleh memilih ingin jadi orang indonesia atau jepang. Dan Takashi ingin jadi orang Indonesia". Sachiko penasaran, tetapi hanya dijawab singkat oleh sepupunya itu yang memang ingin sekali jadi warga negara Indonesia. Tak lama, Takako menawarkan kamar mandi untuk Sachiko membersihkan dirinya. Sachiko bertanya, kenapa tidak ada air panas di kamar mandi. Lalu tanpa terlihat semua orang, Laut memegang pipa selang air. Dan saat itu juga Sachiko berteriak dari kamar mandi kalau air jadi hangat dan dia senang akan hal itu. Takako heran karena tidak mungkin air keran biasa jadi air panas. Dan itu adalah keajaiban pertama yang diberikan oleh Laut.

  Esok harinya, Kris dan Ilam datang lagi ke rumah Takashi. Mereka ingin mewawancarai dan membantu Laut mencari identitasnya. Dengan kamera yang dibawa oleh Ilma, mereka semua datang ke Villa seorang warga. Villa tersebut oleh warga diberi tahu kalau ada pengunjung orang jepangnya. Sayangnya, orang itu bukan Laut. Sambil Takako terus bertanya kepada pemilik villa, Sachiko berjalan dipinggir pantai. Mengamati laut yang terbentang. Ternyata Kris melihat Sachiko yang berjalan sendirian. Kris menghampiri dan bertanya kenapa Sachiko sendirian. Sachiko memberitahu Kris kalau dia datang ke Indonesia karena ingin mencari tempat yang ada di foto yang dia bawa. Foto itu kenang-kenangan dari mendiang ayahnya yang sangat menyukai keindahan Aceh, jauh sebelum terjadi tsunami. Lama bertanya kesan kemari, akhirnya mereka memutuskan untuk mencari ketempat lain, ke tempat lelang ikan dimana banyak nelayan berkumpul. Saat Takako bertanya kepada orang-orang disana, Ilma sibuk dengan kameranya yang merekam adegan percakapan tersebut. Tidak ada seorang nelayanpun yang mengenal Laut. Karena hari sudah mulai senja, mereka memutuskan untuk kembali. Saat itu Tatako, Takashi, Sachiko dan Kris berjalan di depan. Ilma dan Laut dibelakang mereka. Tiba-tiba Laut menghampiri seorang anak kecil yang tergeletak di tanah. Yang lain melihat juga anak itu dan langsung mencari bantuan. Hanya tinggal Ilma dan Laut disana. Dan keajaiban lainnya terjadi. Laut mengeluarkan air jernih dari telapak tangannya, seperti sihir, air itu diberikan kepada anak yang jatuh pingsan. Tak berselang lama, si anak bangun dan demamnya hilang. Ilma merekam kejadian itu dengan kamera yang dibawanya.

   Belum ada yang menyadari keajaiban yang dibuat oleh Laut kecuali Ilma yang merekam langsung. Dan rekaman itu dia hendak diperlihatkan kepada teman-temannya diacara pesta penyambutan Sachiko. Disana ada teman Takako dari Jakarta, seorang jurnalis yang sering juga meliput tentang Aceh. Ilma memperlihatkan rekaman Laut kepada wanita itu dan si wanita meminjam rekaman untuk dia pelajari di Jakarta. Pesta berlanjut, Kris yang sedari awal memang ada hati dengan Sachiko, memutuskan untuk menyatakan cinta kepada Sachiko. Akan tetapi jadi fatal karena kalimat yang dia ucapkan sama sekali tidak dimengerti oleh Sachiko. Adegan berlanjut dengan datangnya ayah Ilma yang kakinya tidak bisa berjalan sempurna. Ayah Ilam marah karena Ilma akrab dengan orang jepang yang bekerja untuk pemerintah. Ayah Ilma adalah mantan pasukan GAM (gerakan aceh merdeka). Saat ditangkap,Ayahnya mengaku kalau dia disiksa oleh aparat pemerintahan sehingga kakinya pincang sampai sekarang. Ilma akhirnya pergi dan meninggalkan pesta.

  Keesokan harinya, Takako mengantar Laut menemui nelayan kembali. Bertanya apakah mereka mengenal Laut. Tidak ada yang mengenalnya, dan seorang kaki tua duduk di tengah dan bernyanyi lagu tentara Jepang waktu itu. Di scene lain, Sachiko ditemani oleh Kris, pergi mencari lokasi yang ada di foto miliknya. Sayang lokasi itu tidak ditemukan.

  Sashiko demam, bibinya khawatir dan memanggil dokter untuk memeriksa keponakannya itu. Saat malam tiba, dan Sachiko sedang tinggi demamnya, entah dari mana datangnya, Laut sudah berdiri disebelah tempat tidur Sachiko. Meletakkan tangannya diatas kepala Sachiko. Lalu tiba-tiba Saschiko bermimpi. Dia berada di lautan, lalu tak jauh dari tempat dia berenang, terlihat sosok ayahnya di dalam banguna tua dekat pantai. Sachiko terbangun dan mendapati dirinya sudah pulih. Lalu Kris menjenguk Sachiko, gadis itu menceritakan mimpinya kepada Kris. Kris lalu menawarkan diri mengantarkan Sachiko ke daerah Sabang, Aceh Utara. Sepertinya Kris tahu tentang lokasi dimana Sachiko bermimpi.


  Takashi mengantar Sachiko ke pelabuhan bersama juga Laut yang ikut perjalanan mereka. Ditengah perjalanan, di pinggiran hutan bakau, Sachiko melihat bibi Takako sedang berjalan menuju hutan bakau. Sachiko berteriak, namun bibinya tidak mendengar dan Laut turun dari mobil mengikuti Takako. Takashi memutuskan meninggalkan Laut bersama ibunya dan melanjutkan perjalanan menemani Sachiko menuju Sabang. Di pelabuhan, tidak nampak Kris disana, akhirnya mereka pergi tanpa Kris. Selang beberapa saat, Kris datang ke pelabuhan, namun tidak melihat Sachiko. Hanya Ilma yang datang dan kaget melihat sahabatnya itu. Mereka berdua pun memutuskan naik kapal dan menuju sabang karena Ilma ingin mewawancarai narasumbernya disana.

   Diatas Dek, Kris kaget ketika melihat Sachiko keluar dari dalam kapal. Sachiko marah karena Kris tidak datang ke pelabuhan dan malah bersama Ilma. Sachiko menampar pipi Kris dan dengan susah payah akhirnya Kris menjelaskan kesalahpahaman mereka.

  Adegan berlanjut ke hutan bakau, ternyata Tatako tidak melihat kehadiran Laut. Lelaki itu berjalan melewati Takako, dan tangah kirinya direntahkan kearah Takako. Entah ada apa, tiba-tiba ibu Takashi itu pingsan.


  Saya tidak akan menceritakan ending film ini seperti apa, saya sendiripun masih bingung. Entah Happy or Sad Ending. Karena jujur sampai akhir, karakter Laut ini benar-benar misterius. Ditambah akting datar Dean Fujioka yang jarang sekali berekspresi dan berdialog dengan karakter lain. Saya suka dengan karakter Takashi yang ceria. Khas anak muda yang baik dan polos. Persahabatannya dengan Kris nyata sekali disini. Bahkan saya dengar, Adipati dan Sekar mengajari Taiga bahasa Indonesia. Dia berusaha sangat keras untuk dialog bahasa indonesia. Saya acungkan jempol kepada usahanya.

  The Man From The Sea, Laut yang sangat misterius dan tak mudah dimengerti oleh saya yang masih awam dalam menonton film festival. Rasanya pesan yang disampaikan tidak dapat dicerna penontonnya. Padahal akting para pemainnya cukup bagus. 
  
  Jadi buat yang mau nonton film ini, usahakan jangan ngomel dan kesel sendiri ya pas kelar nontonnya. Karena memang ini bukan film tentang tsunami ataupun film cinta. Akhir kata, saya berharap film kerjasam Jepang - Indonesia ini akan lebih banyak dibuat. Dengan berbagai genre film dan juga para pemain yang mumpuni di negara masing-masing.


Film Name   : The Man From The Sea
Produser       : Naoko Komuro, Yoshi Kino
Director        : Koji Fukada
Writer           : Koji Fukada
Cast              : Dean Fujioka, Taiga, Junko Abe, Adipati Dolken, Sekar Sari, Mayu Tsurota

Penilaian      : Akting [ 8/10 ]
                       Jalan Cerita [ 6/10 ]
                       Lokasi [ 9/10 ]
                       Sinematography [ 7/10 ]